Rabu, 17 April 2013

Metode PAKEM

Lama mendengar metode PAKEM ini. tapi baru sekarang bisa share. semoga bermanfaat.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk dapat mengungkapkan segala potensi dirinya untuk dapat meraih sekian kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya, bukan sebaliknya hanya disuapi oleh guru dengan segala macam pengetahuan. Pembelajaran yang bermakna juga demikian, mengedepankan pengembangan potensi peserta didik, sehingga pembelajaran bukan bersumber atau terfokus pada guru, melainkan berfokus dan terpusat pada peserta didik. Proses pembelajaran yang demikian idealnya dilakukan dengan cara yang santun dan menyenangkan. Bukan dengan doktrinisasi dan intimidasi/tekanan. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran tersebut adalah pembelajaran ramah anak atau dengan prinsip asah, asih, asuh. Ada sebelas indikator/tolok ukur bahwa pembelajaran dapat dikategorikan sudah PAKEM, yaitu :

1. Metode Pembelajaran :
  • Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian, berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
  • Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
  • Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.
2. Pengelolaan Kelas :
  • Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
  • Kelompok belajar siswa beragam (gender, sosial-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
  • Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar (sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
  • Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
  • Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara siswa dan guru. Idealnya murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya :
  • Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung siswa dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
  • Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk siswa yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
  • Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan gagasan guru/siswa lain.
  • Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
  • Siswa berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan pendapat baik secara lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual :
  • Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
  • Siswa dapat menyelesaikan tugas /permasalahannya dengan membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
  • Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
  • Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual ( tipe belajar, siswa: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
  • Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan didokumentasikan.
5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran
  • Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
  • Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama siswa/orangtua siswa.
  • Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
  • Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.
6. Umpan Balik dan Evaluasi
  • Guru memberikan umpan balik yang menantang (mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.
  • Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
  • Guru menggunakan berbagai  jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
  • Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward /penghargaan dan pengakuan secara verbal  dan/atau non verbal.
7. Komunikasi dan Interaksi
  • Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya dengan mengajukan pertanyaan kembali).
  • Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai : tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
  • Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan seksual).
  • Perilaku warga kelas (siswa dan guru) sesuai dengan tata tertib yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
  • Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.
  • Komunikasi terjalin dengan baik antara guru-siswa dan siswa-siswa.
8. Keterlibatan Siswa
  • Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran.
  • Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
  • Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana secara bergilir.
9. Refleksi
  • Setiap usai pembelajaran guru meminta siswa menuliskan/mengungkapkan kesan  dan keterpahaman siswa tentang apa yang telah dipelajari.
  • Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10. Hasil Karya Siswa
  • Berbagai hasil karya siswa dipajangkan, ditata rapid an diganti secara teratur sesuai perkembangan penyampaian materi pembelajaran.
  • Hasil karya siswa adalah murni karya /buatan siswa sendiri.
11. Hasil Belajar
  • Hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
  • Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
  • Siswa mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).
Kelas dan pembelajaran yang PAKEM ternyata tidak hanya terlihat dari segi fisik saja, misalnya banyaknya pajangan di kelas sehingga nampak ramai dan meriah, namun yang lebih penting dan utama adalah proses pembelajaran dan cara mengajar yang sudah tidak konvensional lagi.
Marilah, dengan pembelajaran yang PAKEM kita sambut UN 2010 dengan penuh optimisme dan rasa percaya diri. Saya percaya bahwa seluruh guru di Indonesias sudah lama melaksanakan pembelajaran secara PAKEM. Postingan ini hanyalah sebagai on service saja. Mudah-mudahan walau sekecil apa pun dapat membawa manfaat bagi kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar